Serunya Kehidupan Berasrama di Pondok Pesantren At Tibyan
Pondok Pesantren At Tibyan merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai visi membentuk generasi muda islam yang sholih, berpegang teguh pada syari’at, memahami ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits, dan mampu berbahasa Arab secara aktif.
.
Untuk mewujudkan visi tersebut, dibutuhkan pembiasaan dan pengawasan yang ketat dalam mengawal setiap santri untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan perencanaan. Dengan demikian, pendidikan di Pondok Pesantren At Tibyan tidak hanya terbatas pada hubungan guru dan murid di sekolah saja, tapi lebih dari itu, proses pendidikan akan berlanjut di asrama sebagai sketsa kehidupan dalam lingkup yang lebih kecil. Dengan kata lain pendidikan di Ponpes At Tibyan berlangsung selama 24 jam, dari mulai bangun tidur hingga tidur kembali.
.
Kehidupan di asrama Pondok Pesantren At Tibyan memberikan ruang seluas-luasnya bagi seluruh santri untuk maju dan berkembang. Waktu muda yang biasa digunakan untuk bermain dan bersenang-senang dengan hal-hal yang sifatnya duniawi, dimanfaatkan sebaik mungkin untuk belajar. Belajar dalam arti yang luas, tidak hanya tentang ilmu yang dipelajari di bangku sekolahan, tapi juga ilmu kehidupan dalam berhubungan dengan Sang Pencipta Allah SWT dan juga dengan sesama. Disiplin yang ada bukan untuk membatasi langkah, tapi justru menjadikan langkah-langkah itu terarah.
.
Pelarangan gedget bukan untuk mengekang pemikiran, tapi justru menyelamatkan kehidupan, mengajarkan santri menghargai kehidupan nyata dan keluar dari candu kehidupan dunia maya. Jarak yang memisahkan dengan orang tua bukan untuk menyiksa, tapi justru untuk menempa.
.
Kemandirian tidak didapatkan dengan teori apapun, tapi dengan pengalaman yang berkesinambungan.
.
Bertemu dengan teman-teman dari berbagai kalangan, beragam suku dan latar belakang, mengajarkan santri untuk saling mengenal, menghargai dan menerima perbedaan. Bermain bersama, makan, olahraga, dan berbagai kegiatan lainnya memupuk ukhuwah yang kuat, menjadikan hal-hal sederhana menjadi berharga dan bermakna. Bahagia bukan tentang harta dan tahta, tapi tentang hati yang lapang dalam menerima